Senin, 29 Oktober 2018

KIAT BEBAS PLAGIARISM


KIAT MENULIS KARYA ILMIAH BEBAS PLAGIASI
Maudy Mila Fadhila
P17210181029
1A / D3 Keperawatan, Politeknik Kesehatan Malang


Menurut Suganda (2006) dalam dunia tulis-menulis, termasuk juga dalam penulisan artikel ilmiah, kegiatan pembajakan karya cipta orang lain lebih dikenal sebagai plagiarisme. Beliau menyatakan bahwa praktik plagiarisme di Indonesia ditengarai sudah cukup tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme adalah tindakan penjiplakan yang melanggar hak cipta.
Menurut Widyartono (2018) etika menulis karya ilmiah yang harus dipatuhi adalah tidak boleh melakukan plagiasi, fabrikasi, falsifikasi, duplikasi, fragmentasi, eksploitasi, hingga kecerobohan yang disengaja.
Menurut Nurgiyantoro, dkk (2015) cara perujukan yang lazim dilakukan adalah perujukan substansi permasalahan hanya berwujud kata atau istilah  tertentu bahkan diungkap dengan bahasa yang berbeda tetapi jelas hal itu milik pengarang yang dijadikan sumber, pembuatan parafrase dengan membuat parafrase dari sumber yang dirujuk, dan perujukan secara vibratim dengan mengutip apa adanya seperti pada sumber.
Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme yaitu 1) menentukan buku yang akan dibaca, 2) sediakan buku saku kecil, 3) tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman pada kertas kecil paling depan, 4) sembari pembaca buku, salin ide utama yang didapatkan pada buku saku kecil yang telah dibawa, 5) ketika menulis artikel, maka jika ingin menyintir dari buku yang telah dibaca, fokuslah pada catatan di buku saku, 6) kembangkan kalimat dengan bahasa sendiri, 7) tuliskan sumber kutipan, 8) cek tulisan artikel yang telah dibuat di aplikasi/software untuk mengecek tingkat plagiarisme.
Ledwith dan Risquez (2008) memberikan saran untuk yang terbaik berlatih dalam penggunaan alat anti-plagiarisme yang muncul dari pengalaman penulis selama studi ini meliputi: 1) untuk memberi tahu siswa sebelumnya bahwa perangkat lunak akan digunakan, dan menjelaskan alasan mengapa hal ini terjadi, 2) untuk menyarankan siswa untuk secara mandiri menyerahkan makalah mereka agar mengatur pengajuan percobaan awal, 3) untuk mengembangan, berkomunikasi dan mematuhi kebijakan integritas akademik yang mencakup definisi, pedoman perilaku, dan proses disiplin, 4) untuk memungkinkan siswa mengirim ulang karya mereka ketika persentase yang tinggi dari teks yang cocok telah diidentifikasi.
Dalam penjelasan Lisangan (2013) hukuman yang dikenakan pada plagiarisme tergantung pada beberapa faktor, seperti beratnya pelanggaran dan apakah mahasiswa tersebut mengakui pelanggarannya. Hukuman yang dapat diperoleh bervariasi antar lembaga dan termasuk pemberian nilai 0 (nol) untuk tugas yang menjiplak, mengerjakan kembali tugas, dan dalam kasus-kasus tertentu hukuman dapat berupa drop-out dari universitas.


Daftar Rujukan
Lisangan, Erick A. 2013. IMPLEMENTASI n-GRAM TECHNIQUE DALAM DETEKSI PLAGIARISME PADA TUGAS MAHASISWA. JURNAL TEMATIKA, 1 (2): 24-30.


Suganda, T. 2006. Perihal Plagiarisme dalam Artikel Ilmiah, Agrikultura 17:161-164.

Widyartono, Didin. 2018. Panduan Menulis Karya Ilmiah Di Perguruan Tinggi cetakan IV, hlm. 9. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wijaya, Hengki. 2018. Pencegahan Plagiarisme dengan Anti-Plagiarisme Software dan Reference Management Tools Sebagai Terobosan Inovasi Pendidikan dalam Publikasi Karya Ilmiah, (https://www.researchgate.net/publication/326198121_Pencegahan_Plagiarisme_dengan_Anti-Plagiarism_Software_dan_Reference_Management_Tools_Sebagai_Terobosan_Inovasi_Pendidikan_dalam_Publikasi_Karya_Ilmiah) diakses pada 28 Oktober 2018.




Minggu, 28 Oktober 2018

TUMBANG BAYI


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI
Maudy Mila Fadhila
P17210181029
1A / D3 Keperawatan, Politeknik Kesehatan Malang

Menurut Donna L. Wong (1999) pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh tubuh secara kuantitatif dan bisa diukur. Beliau juga mendefinisikan bahwa, perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan, dan belajar.
Dapat diartikan, pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel dan berubahnya bentuk fisik makhluk hidup yang dapat terukur. Perkembangan adalah perubahan secara matang organ tubuh, intelektual, psikologi, dan psikososial makhluk hidup.
Wong (1999) menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dimulai dari fase bayi, toodler, preschool, school, remaja, dewasa, dan lansia. Fase bayi terbagi menjadi dua, yaitu neonatus (usia 0-28 hari) dan bayi (usia 29 hari – 11 bulan).

Perkembangan fisik
Menurut Wong (1995) ukuran meningkat sangat cepat selama tahun pertama kehidupan. BB lahir menjadi 2× sebelum 6 bulan dan 3× pada 12 bulan. Tinggi meningkat rata-rata 1 inci selama setiap 6 bulan pertama dan ½ inci pada 6 bulan berikutnya.
Fontanel menjadi lebih kecil; fontanel posterior menutup pada kira-kira 2 bulan. Pola fungsi tubuh juga stabil, ditandai dengan tidur, eliminasi, dan rutinitas menyusui yang dapat diprediksi. Perkembangan motorik berlangsung secara stabil dengan arah kepala ke kaki.
Fungsi fisiologis stabil, dan pada akhir tahun pertama tersebut, denyut jantung 80-100×/menit, tekanan darah 72 sampai 110 atau 38 sampai 72 mmHg. (Potter & Perry, 2005, hlm.655)

Motorik
Usia 3 bulan
Usia 6 bulan
Usia 9 bulan
Usia 12 bulan
Usia 15 bulan
Motorik Kasar
Mengangkat kepala 90° pada saat telungkup, duduk dengan bantuan

Dapat berguling dengan sempurna, kontrol kepala yang baik pada posisi duduk, merayap pada abdomen dengan tangan
Mencapai posisi duduk dengan mandiri, merangkak dalam seluruh ekstremitas , menarik diri sendiri untuk posisi berdiri
Berjalan dengan mrmegang dinding dan furnitur , berdiri sendiri , melakukan 1 sampai 2 langkah
Berjalan sendiri
Motorik Halus
Menggenggam dan memegang benda secara singkat dan memasukkan benda tersebut ke dalam mulut
Menggunakan telapak tangan menggenggam dengan jari-jari mengelilingi benda, memindahkan kubus dari tangan satu ke tangan yang lain
Memegang dengan menjepit memakai ibu jari dan jari-jari yang belum sempurna, memukul tangan yang menahan kubus bersamaan
Menempatkan benda yang kecil seperti kismis ke dalam kotak, membuat angka, angka dengan krayon
Menulis cakar ayam dengan krayon, membangun menara dengan dua kubus
 (Dimodifikasi dari Frankenburg WK dkk: The Denver II: a major revision and restandardization of the Denver Developmental Screening Test, Pediatrics,1992; dalam Buku Perry & Potter, 2005, hlm. 656)

Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif bayi di tahap sensori motor (0-2 tahun). Bayi lahir dengan sejumlah sel refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak mampu mensimilai dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh, dan aktivitas motorik.
Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral). Hal ini sering terlihat ketika anak sering memasukkan segala benda ke dalam mulutnya untuk mengetahui atau mengenali benda yang dilihatnya.

Perkembangan Psikososial
Menurut Sigmud Freud, tahap oral (0-1 tahun) merupakan tahap kepuasan dan kesenangan anak didapatkan melalui kegiatan menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara. Bayi akan ketergantungan pada orang di sekelilingnya sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.
Masalah yang sering terjadi adalah masalah penyapihan dan makan, dimana anak tidak dapat jauh dari orang tuanya.

Perkembangan Psikoseksual
Tahap Oral-sensori (Lahir sampai usia 12 bulan)
Dalam tahap ini biasanya anak memiliki karakter diantaranya aktivitasnya mulai melibatkan mulut untuk sumber utama dalam kenyamanan anak, perasaannya mulai bergantung pada orang lain (dependent), prosedur dalam pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi anak.
Peran perawat dan orang tua, perlu memperhatikan segala benda atau makanan yang masuk ke dalam mulut anak serta perlu memperhatikan kebersihan benda mainan dan makanan.

Perkembangan Moral
Menurut teori Kohlberg (1968), perkembangan moral bayi dan balita adalah tingkat premoral (prekonvensional : lahir-9 tahun). Anak akan menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterimanya, kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial, kontrol emosi didapatkan dari luar.

Nutrisi
Perawat harus memahami bahwa nutrisi dipengaruhi oleh banyak variabel (mis. Kultur keluarga, bentuk makanan, makan yang lambat, atau alergi terhadap makanan) dan bahwa tidak ada diet yang efektif untuk semua anak atau untuk satu kelompok usia.
Pemberian nutrisi yang adekuat sangat penting untuk membantu dalam mempercepat pertumbuhan dan perkembangan serta sebagai pertahan tubuh yang kuat untuk mencegah timbulnya penyakit..
Kegiatan menyusui direkomendasikan untuk dilakukan kepada bayi karena air susu berisi nutrisi esensial dari protein, lemak, karbohidrat, dan protein yang bereaksi sebagai zat kekebalan yang mendukung kemampuan untuk melawan infeksi.
Formula siap pakai dapat digunakan sebagai solusi masalah produksi ASI sedikit. Bahan ini mudah dipakai, berisi bahan standar, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral. Perawat mendukung pilihan orang tua dalam metode pemberian makanan dan membantu mereka dalam memberikan makanan kepada bayi secara adekuat.
Perawat juga perlu mengedukasi kepada ibu bayi untuk selalu mengusahakan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin seteah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. (Roesli, 2008).
Suplementasi. Bayi menyusu ASI mengabsorpsi zat besi secara adekuat selama 4 sampai 6 bulan pertama kehidupan. Setelah 6 bulan, diperkaya zat besi secara umum disadari sebai sumber suplemen yang adekuat.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan pada bayi setelah berusia 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang meningkat. Salah satu bentuk MP-ASI adalah bubur bayi instan. Komposisi MP-ASI dapat disubstitusi dengan bahan pangan sumber protein dan vitamin A.

Gigi Geligi
Rata-rata, gigi pertama muncul pada usia 7 bulan, tetapi terdapat variasi tiap bayi karena faktor genetik mereka. Urutan tumbuhnya gigi dapat diperkirakan yang pertama muncul adalah gigi seri tengah bagian bawah, setalah itu diikuti gigi seri tengah bagian atas. Kebanyakan anaka berusia 1 tahun memiliki enam gigi.

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan suatu penyakit tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Pemberian imunisasi tersebut disarankan dimulai segera setelah lahir dan dilengkapi selama awal masa kanak-kanak kecuali untuk boster.
·      Vaksin hepatitis
Usia lahir sampai dengan 2 bulan : Hepatitis B-1
Usia 1 bulan sampai 4 bulan : Hepatitis B-2
Usia 6 bulan sampai 18 bulan : Hepatitis B-3
Usia 11 bulan sampai 12 tahun : Hepatitis B2
·      Vaksin difteria, pertusis, tetanus
Usia 2 bulan : DPT
Usia 4 bulan : DPT
Usia 6 bulan : DPT
Usia 12 bulan sampai 18 bulan : DPT3 (DtaP pd 15 + bln)
(pediatrics, 97(1):143, 1996)

Untuk CDC jadwal yang dianjurkan CDC tahun 1994 untuk Routine Active Vaccination of Infants and Children (Selekman, 1994)”
Kepuasan dan rasa takut mengenai efek samping dari vaksinasi, khususnya DPT, mengakibatkan sejumlah besar anak yang tidak menerima imunisasi yang sesuai selama beberapa tahun belakangan ini. perlakuan ini menimbulkan epidemik campak dan penandatanganan hukum nasional untuk menyediakan kompensasi yang jujur untuk anak-anak yang cedera karena kelalaian. (The National Childhood Vaccine Injury Act of 1986 and the Vaccine Compensation Amandements of 1987)”
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakin yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Angka Kematian Bayi
Menurut Dinas Kesehatan (2009), angka kematian bayi (AKB) merujuk pada jumlah bayi yang meninggal antara fase kelahiran hingga bayi <1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2008 tercatat 4.368 bayi meninggal dari 558.934 kelahiran. Menurut estimasi BPS, AKB di Provinsi Jawa Timur tahun 2008 sebesar 32,2 per 1.000 kelahiran hidup (sumber: rencana Pembangunan Kesehatan tahun 2005-2009).
Hal ini dapat disebabkan oleh gagalnya adaptasi pada kehidupan ekstrauterin. Adaptasi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir,pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir, dan kapasitas fisiologi bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin.

DAFTAR RUJUKAN
Aris, Ainun. . Konsep Tumbuh Kembang Manusia, (http://ainunfadilahdianhusada.blogspot.com/p/blog-page_5781.html?m=1) diakses pada 4 September 2018
Asyillah, Safiah P. 2014. Tahap Konsepsi Sampai Prasekolah, (http://kitaperawat.blogspot.com/2014/09/tahap-konsepsi-sampai-prasekolah.html?m=1), diakses pada 4 September 2018.
Blog. 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, (http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/01/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak.html?m=1) diakses pada 4 September 2018
Elvizahro, Leiyla. 2011. Kontribusi MP-ASI Bubur Bayi Instan dengan Substitusi Tepung Ikan Patin dan Tepung Labu Kuning terhadap Kecukupan Protein dan Vitamin A pada Bayi, (http://eprints.undip.ac.id/32571/) diakses pada 4 September 2018
Hatyas. 2011. Konsep Tumbuh Kembang Manusia, (http://hatyascenter.blogspot.com/2011/03/konsep-tumbuh-kembang-manusia.html?m=1) diakses pada 4 September 2018
Kesehatan, Dinas. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008. Profil Kesehatan, pg. 5, (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kecacatan+bayi&oq=kecacatatan#d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DyCDnd32A_1UJ), diakses 8 Oktober 2018
Potter, P.A. & Perry, A.G. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol.1 E/4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih, Made Surmawati, Dian Evriyanti, Laily Mahmuda, Ellen Panggabean, Kusrini S, Novietasari.Jakarta:EGC.hlm: 656.
Pritisari, Kirana. 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:GAVI.hlm159
Stright, Barbara.R. 2001. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Terjemahan oleh M.A.W.  2004. Jakarta: EGC.
Yuliastati & Amelia A. 2016. Keperawatan anak. Jakarta Selatan:Pusdik SDM Kesehatan.








KECINTAAN TERHADAP BAHASA INDONESIA



Kecintaan Generasi Muda Terhadap Bahasa Indonesia
Maudy Mila Fadhila
P17210181029
1A / D3 Keperawatan, Politeknik Kesehatan Malang
maudy.mila43@gmail.com

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dari Bangsa Indonesia itu tersendiri. Lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu pada hari dibacakannya teks Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar sosial, budaya, dan bahasa, serta sebagai alat penghubung antar budaya dan antar daerah.
Sudah semestinya rakyat Indonesia mengetahui dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di era globalisasi saat ini, banyak sekali bahasa-bahasa baru (Loo, Gue, Eke, Uwak,dll.) yang membuat generasi muda saat ini terbiasa menggunakan bahasa-bahasa baru tersebut dikarenakan lebih gaul dan asik digunakan saat berinteraksi daripada Bahasa Indonesia, sehingga kurangnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini biasanya terjadi di kota-kota besar, dimana perkembangan teknologi dan informasinya lebih cepat daripada di kota-kota kecil. Tetapi tidak menutup kemungkinan di kota-kota kecil juga kurang dalam menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan mereka lebih sering menggunakan bahasa daerah masing-masing. Bahkan sering ditemukan beberapa generasi muda sulit dalam mengucapkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain penggunaan bahasa-bahasa baru dalam kehidupan sehari-hari, saat ini kebanyakan rakyat Indonesia sering menggunakan bahasa internasional, yaitu Bahasa Inggris. Memang saat ini sudah mulai memasuki dunia MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dimana Bahasa Inggris sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan warga negara asing yang datang ke Indonesia. Sebagai generasi muda millenial yang baik, diharapkan mampu memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada warga negara asing, sehingga mereka para warga negara asing juga mengetahui Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ini lebih dikenal dunia.
Hal di atas menunjukkan bahwa, berkurangnya rasa cinta generasi muda terhadap Bahasa Indonesia. Sehingga, dampak buruk yang dapat timbul adalah kurang sopannya generasi muda jika menggunakan bahasa-bahasa baru saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Selain itu, kurangnya fungsional bahasa nasional dikalangan masyarakat di daerah-daerah kecil sehingga kurangnya formalitas saat berinteraksi dengan orang-orang baru di kota-kota besar.
Dalam salah satu isi teks Sumpah Pemuda, menyatakan bahwa “Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia” dimana dapat diartikan bahwa generasi muda seharusnya menjunjung tinggi Bahasa Indonesia yang dapat dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memperkenalkan kepada dunia Internasional.